Not all scars show, not all wounds heal. Sometimes you can't always see, the pain someone feels

- -

Saturday, March 17, 2012

Human Nature #2 : Perspective

Pernahkah kalian kesal karena orang tua kalian atau guru, atau siapapun itu orang tua yang umurnya terpaut cukup jauh dengan kalian, ketika mereka mulai menasehati kalian betapa manjanya anak muda jaman sekarang sewaktu kalian kecil sampai SMA?

Kesal, jujur saya juga pernah ngerasainnya, dalam hati saya sering "membangkang" dengan pikiran-pikiran yang cukup "keterlaluan" kadang saya merasa mereka membandingkan dua zaman yang berbeda, masa saya disuruh hidup kayak orang tahun 70-an? yah seperti itulah, intinya waktu itu saya belum mengerti maksud mereka menasehati saya dengan membanding-bandingkan masa remaja mereka dengan saya, mungkin karena memang saya masih kekanakan waktu itu atau mungkin juga karena beliau-beliau kurang bisa menyampaikan maksudnya agar bisa diterima oleh anak-anaknya,,

Tapi sekarang mungkin saya mulai mengerti maksud mereka saat itu, dan saya pun mungkin sekarang sudah mulai sedikit "complain" dengan anak-anak sekolahan di abad ke-21 ini haha, mulai dari anak-anak orang kaya yang "manja" yang paginya selalu diantarkan kesekolah dengan mobil sehingga menyumbang andil yang besar dalam memacetkan kota metropolitan ini di pagi hari, atau anak-anak yang sekarang sudah lupa permainan-permaian tradisional seperti cak-bur (galaksin versi minang), cik-mancik (petak umpet versi minang), geng-gong (permainan berkelompok dengan menggunakan batu yang besar), patok-lele, kelereng/gundu, tepuk-gambar, balapan "perahu-kayu" di got-got perumahan yang masih bersih, memancing hanya dengan menggunakan bambu-benang-kail-dan-seekor cacing tanah, berpetualang di rumah yang "dibuat" angker dengan menyusuri petak-petak sawah, atau layangan gopek-an tanpa ekor yang akhirnya ekornya dipasang sesuka hati, dan masih banyak lagi, atau juga dengan gaya hidup mereka yang mulai berbahasa "tidak sopan" sejak kecil, dijejali dengan les-les yang memforsir tenaga dan waktu mereka, haha

Jadi mungkin nanti adik-adik kita sekarang akan berpikiran yang sama juga kepada adik-adik mereka selanjutnya, dan begitu seterusnya, lalu? ya, menurut saya semua ini adalah hal yang manusiawi, kebanyakan orang cenderung melihat sesuatu dari perspektif yang mereka miliki, dan mau tak mau, mereka akan menggunakan "nilai" mereka sendiri untuk mengukur sesuatu yang belum pernah mereka alami/rasakan sebelumnya,

Kasus simpelnya misalnya aja di sebuah jalan raya jakarta, semua yang menggunakan jalan raya itu memiliki perspektifnya sendiri tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan di jalan tersebut, tak terkecuali bagi polisi lalu lintas yang kadang-kadang ikut mengawasi arus lalu-lintas di jalanan, ada pejalan kaki (termasuk saya) yang kesal melihat kendaraan yang seenaknya mengambil trotoar sesuka hatinya dan mengatakan "pengendara zaman sekarang udah gila" atau pelanggan busway (saya juga masuk ini haha) yang kesal jalur bus TJ dimanfaatkan oleh kendaraan lain, sehingga bus TJ ikut-ikutan kena macet, yang mana bagi pengendara mobil, justru jalur khusus busway itu terlihat mengesalkan karena mengurangi lebar jalan bagi mereka, atau penumpang angkot/metromini (termasuk saya) yang kadang kesal ada polisi yang menjaga suatu "titik" di jalan tersebut, sehingga angkutan umum yang saya tumpangi tidak bisa berhenti tepat di spot yang saya inginkan, karena supirnya takut ditilang polisi.

Yah, begitulah kadang kita suka ngomel ke temen, "kamu gimana sih ngerjain yang gampang aja lama", padahal yang menurut perspektif kita gampang, belum tentu gampang juga bagi orang lain, atau kayak kerjaan kantor deh, kadang saya berfikir, pas sosialisasi, asik banget yang di meja registrasi, pas acara sudah mulai kerjaannya hampir dibilang ga ada lagi.. atau yang ngurus tiket dan hotel, yang sama sekali ga perlu make "fisik", tapi sebaliknya mungkin yang lain akan berfikiran yang mirip, kayak "jadi asrot enak ya, tinggal duduk, klik-klik selesai, ga perlu ngadapin peserta yang aneh-aneh" haha padahal juga ga se-simpel itu sebenarnya,

So? manusia itu memang unik, mereka memiliki perspektif yang sangat beragam dalam menghadapi berbagai macam hal di dunia ini, haha intinya don't judge a book by its cover lah, cobalah untuk melakukan hal-hal yang berbeda setiap harinya, sesekali cobalah menjadi pejalan kaki, atau naiklah angkutan umum di jakarta , yang gak punya kendaraan, sesekali juga cobalah berkendara di jakarta, kita nantinya akan dapat melihat kemacetan jakarta dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda, begitu juga dengan kerjaan kantor, kalo bisa mintalah jadi orang yang bertanggungjawab ngurusin tiket pesawat atau hotel, coba sekali jadi asrot, sekali jadi dokumentasi, sekali di meja registrasi, pasti semua perspektif negatif akan hilang haha (harapan ke diri sendiri nih sepertinya :p)



 

"I just write what I wanted to write. I write what amuses me. It's totally for myself"
- J.K Rowling -

0 comments:

Post a Comment