Not all scars show, not all wounds heal. Sometimes you can't always see, the pain someone feels

- -

Sunday, October 28, 2012

University of Indonesia


Universitas Indonesia, saya masih ga nyangka aja saya bisa kuliah di kampus ini haha, sekarang udah memasuki masa UTS yang artinya sudah kurang lebih 2 bulan saya belajar di kampus tersebut, banyak sekali hal-hal yang baru dan berbeda yang saya dapatkan semenjak kuliah disini, walaupun ad beberapa hal yang lumayan mirip dengan di STAN dulu, mau gimana lagi hampir setengahnya anak-anak STAN juga isinya hahaha.


Dosen
Ada kecenderungan dosen-dosen di UI cenderung lebih “semangat” dalam mengajar dibandingkan dosen STAN, secara rata-rata loh ya, karena ga semua dosen UI itu semangat dan ga semua dosen STAN itu ga semangat, mungkin karena faktor penghasilannya kali ya, tau lah gaji widyaiswara di STAN berapa, dan motivasi yang diberikan dosen-dosen di UI ama di STAN pun berbeda, kalo di STAN kita cenderung di semangati untuk menjadi abdi-negara yang jujur, yang berbakti kepada negara, sedangkan kalo di UI ada dosen yang memberikan motivasi untuk bekerja di perusahaan multi-nasional, dan ada pula dosen yang secara implisit tidak menyukai pekerjaan sebagai PNS, dan meng-encourage mahasiswanya untuk menjadi seorang wiraswasta, yah minimal seorang pegawai dengan sumber penghasilan lebih dari satu, yah intinya kembali ke diri masing-masing iya gak? Pengen jadi apa ntar. Oh ya dosen di UI cenderung lebih menyukai tipe pembelajaran dimana mahasiswa yang cenderung lebih aktif, seperti presentasi lah, bikin paper lah, tanya jawab, dibanding pembelajaran yang cenderung text-book.

Mahasiswa/Mahasiswi
Pertama, jauh lebih modis lah haha jelas, soalnya beberapa punya latar belakang kemampuan finansial diatas rata-rata, beberapa lagi malahan udah ada yang kerja di MNC atau di beberapa perusahaan terkemuka di Indonesia. Kedua, jauh lebih gaul, dalama rtian positif ya, mereka lebih positive-minded mereka ga ragu-ragu ngasi semangat ke kelompok yang mau presentasi di minggu depan, lebih gimana gitu ya, lebih open orang-orangnya, kalo kayak perbandingan negara itu, mereka kayak negara-negara yang udah siap buat ngejalanin free-trade ama globalisasi haha, ini salah satu contoh yang patut ditiru. Walaupun kalo saya seobjektif mungkin menilai anak STAN itu masih jauh lebih pintar dari mereka, baik dalam materi yang dipelajari maupun dalam perkembangan berita dan wawasan secara umum, namun karena kemampuan anak STAN dalam menyampaikan apa yang mereka (cieileh mereka padahal saya juga anak STAN haha) ketahui tidak sebagus mahasiswa yang bukan lulusan STAN, jadi secara sekilas orang bakalan lebih cenderung tertarik dengan yang “tampilan” nya bagus hahaha.

Lain-Lain
Pertama soal UTS nya ga ada pilihan gandanya -_-“ haha ya iyalah kampus mana yang masi ngasi pertanyaan pilihan ganda, dan UI telah mengubah cara pandang saya terhadap soal pilihan ganda dan essay, dulu saya suka banget yang namanya soal pilihan ganda, benar ya benar, salah ya salah, selain itu jawabannya bisa dianalisis, maksudnya opsi pilihannya bisa di eliminir satu demi satu, jadi kalaupun ga tau a, b, c, atau d bukan berarti chance benarnya jadi 25% tapi bisa di maksimalin jadi 33% atau 50% setelah opsi pilihannya di-screening satu demi satu, (ciee yang make istilah “screening” berasa saham haha), terus dulu saya berpandangan essay itu menguntungkan orang-orang yang jago ngarang, yang ngapal-bility nya imba, ama orang yang tulisannya gede (soalnya bisa nambah kertas – efek psywar #1 :p), tapi sekarang berubah setelah negara api menyerang, err maksudnya setelah nguli di UI haha, essay terutama yang modelnya kasus itu emang lebih banyak sisi positifnya, selain benar-benar bisa mastiin mahasiswa mana yang benar-benar menjelaskan dengan landasan teori yang kuat atau mahasiswa yang hanya cuap-cuap atau malah curhat sampai nambah kertas hahaha, selain itu soal bertipe essay juga mengasah analisa mahasiswa dan kemampuan mahasiswa berfikir out-of-the-box mencari hubungan antara kasus dan teori yang ada. Kedua, dan lagi, UI memberikan faktor “biaya-mahal” nya yang membuat entah kenapa saya lebih serius kuliah disana, saya ngerasa walaupun waktu buat belajarnya sangat teramat jauh berkurang daripada semasa di STAN dulu, tapi so-far lebih berkesan aja gitu haha khususnya makroekonomi, berkesan gimana gitu, ampe bela-belain browing kesana-kemari berbagai macam data statistik ama berita-berita tentang topik paper individunya, tapi perasaan bisa nyelesainnya itu puas banget haha.

Nah, tapi rasa “memiliki” saya masih jauh lebih besar di STAN, ya iyalah haha, dan berita tentang D4 baru-baru ini sedikit banyak membuat “galau” tapi gimana, udah bayar banyak haha (tetep masih ga ikhlas haha), GO STAN GO UI!! :D

"Veritas, Probitas, Justitia"
- University of Indonesia's Motto -

0 comments:

Post a Comment