When someone sees the same person everyday, as had happened with him at seminary, they wind up becoming a part of that person's life. And they want the person to change. If someone isn't what others want them to be, the others become angry. Everyone seems to have a clear idea of how other people should lead their lives, but none about his/her own
Saya ga ngerti kenapa saya terkadang ngerasa susah sendiri, berfikir keras untuk sesuatu yang sebenarnya bukan urusan atau masalah saya, ngerasa repot sendiri untuk kebutuhan yang sebetulnya bukan kepentingan saya, atau bahkan sampai ngepost postingan ini yang trigger nya pun bukan berasal dari apa yang saya alami.
Seperti yang sempat saya bilang di postingan yang sebelumnya, kalo ternyata
apa yang dikatakan orang-orang bijak selama ini benar, kalo berusaha untuk
menerima kekurangan orang lain itu dalam prakteknya jauh lebih susah dari
teorinya, memang kesannya saya ngejudge kali ya, bilang sifat orang lain itu
jelek, kayak sifat saya udah bener aja haha, tapi mau ga mau ini jadi konflik
internal saya sendiri, soalnya saya bukan tipe yang frontal, saya bukan tipe
yang bakalan bilang : “eh, lu gitu banget jadi orang!” atau “X, tolong lain
kali jangan gitu dong” yah kalimat-kalimat semacam itulah, *sigh haha, apa
karena saya juga bukan tipe yang senang ditegur frontal kayak gitu juga kali
ya? Haha soalnya banyak yang bilang caramu memperlakukan orang lain
mencerminkan bagaimana caramu memperlakukan dirimu sendiri, ciee hahaha.
Ada beberapa hal lain yang membuat saya cenderung untuk enggan menegur
seseorang, kita tau lah ya semua orang itu punya masa lalu mereka
sendiri-sendiri, beberapa orang seolah ga peduli dengan apa yang terjadi di
masa lalunya, namun ga sedikit yang masih begitu terpengaruhnya dengan kondisi
mereka di masa lalu, kadang kita senang menjadikan masa lalu sebagai
justifikasi atas ketidakmampuan kita di masa ini, atau ada kejadian buruk di
masa lampau yang masih membekas sampai saat ini, yang mau ga mau mempengaruhi
cara seseorang memandang sesuatu, lagi-lagi saya ga bisa nyalahin, masalahnya
saya sendiri pun ga pernah ngalamin hal yang sampai membuat saya trauma
sebegitu hebatnya terhadap suatu hal, terus lagi seperti yang pernah saya
bilang, mungkin yang aneh menurut kita itu ga aneh kalo diliat dari sudut
pandang mereka we just don’t know what
they think and how they feel about something hahaha.
Kayaknya emang ga penting banget ya nih postingan, tapi buat saya ini
penting banget soalnya it happens to
those who I admire, to those who already give their invaluable insight about
this life, to those who teach me so many things about what should I do and what I shouldn't do, haha andaikan hal-hal kayak gini ada aturannya ya, jadi
saya ga usah repot-repot mikir masalah etika atau apalah, sebab hidup ini
lagi-lagi terlalu relatif, apa yang kita anggap benar belum tentu benar bagi
orang lain kan? :)
"There were two ways to be happy : improve your reality, or lower your expectations"
- Jodi Picoult, Nineteen Minutes -
0 comments:
Post a Comment