Not all scars show, not all wounds heal. Sometimes you can't always see, the pain someone feels

- -

Sunday, May 20, 2012

Lesson 4 : Justice vs Equality

Human progress is neither automatic nor inevitable... Every step toward the goal of justice requires sacrifice, suffering, and struggle; the tireless exertions and passionate concern of dedicated individuals.

Hidup ini ga adil? bukankah kalimat ini yang biasanya banyak orang-orang katakan ketika mereka mendapatkan suatu musibah atau kejadian buruk. Apa itu adil? apakah ada yang kaya dan ada yang miskin itu tidak adil bagi si miskin? apakah ada yang kuat dan lemah itu tidak adil bagi si lemah? dan apakah ada yang lahir dan ada yang mati itu juga tidak adil bagi yang ditinggalkan?.


Bayangkan kau punya 4 buah apel, dan kau ingin membagi 4 apel itu ke 2 orang adik kandungmu, apakah dengan membagi rata 2-2 akan membuat pembagian itu jadi adil? bisa jadi adikmu yang satu ga terlalu suka apel bukan? dan mungkin juga yang satu lagi sangat suka apel, jadi mungkin pembagian 3-1 terasa lebih adil, atau kasus-kasus kriminalitas di TV lah, disaat pencuri sandal dihukum lebih berat daripada seorang koruptor, orang-orang mencerca hakimnya disuap lah, dan lain sebagainya, sebelumnya apa mereka mengerti bagaimana birokrasi hukum di Indonesia, saya pernah berpikiran yang sama tentang "Hukum" dan "pengadilan" sebelumnya, bahwa semuanya itu ga ada yang bener, hancurlah, tapi ada satu edisi komik Q.E.D yang sedikit membahas mengenai proses penjurian dalam persidangan, di sana dijelaskan bahwa pemberian keputusan bersalah dan tidak bersalah itu serta seberapa berat hukuman bagi yang bersalah ditentukan dengan seberapa valid bukti-bukti yang mendukungnya, aneh memang, di komik itupun akhirnya si Toma (tokoh utamanya) memberikan vote bahwa yang bersalah adalah orang yang sebenarnya tidak bersalah, padahal ia tahu sebenarnya orang itu ga bersalah, tapi karena orang itu tidak mampu dalam membela dirinya, serta bukti-bukti yang ada lebih memberatkan dirinya, maka ia menyatakan orang itulah yang bersalah.

Jadi, kalau kita merasa ada yang salah dengan sistem pengadilan kita, mengapa ga berusaha ngerubah sistemnya? bukan hanya sekedar sumpah serapah, bahkan menuduh hakimnya disuap dll, haha saya bukannya membela, tapi gimana kalo mereka dituduh melakukan KKN padahal mereka hanya menuruti birokrasi dan aturan yang ada? kasian kan?

Memang terkadang kita merasa sering diperlakukan tidak adil, saya jujur juga sering ngerasain yang kaya' gitu, perjalanan dinas saya ke daerah-daerah pun memberikan kesan ketidakadilan juga, warga di buru selatan-maluku, di belitung timur-babel mereka merasa pemerintah sangat tidak adil, terlalu "memajukan" pulau jawa tanpa sedikitpun melihat nasib rakyat lain yang ada di kepulauan yang jauh dari pulau jawa, ini mengisyaratkan kalau perbedaan itu adalah salah satu penyebab munculnya rasa ketidak-adilan bagi mereka yang lebih inferior, manusiawi memang, kalau kita di posisi mereka bukan mustahil kita akan berpikiran yang sama dengan mereka kan?

Yah, lagi-lagi semua berujung ke relativitas, memang kalo dibuat semacam aturan tertulisnya, sekilas peradilan itu terlihat kaku, tapi apakah kita yakin kalo peradilan itu tidak di-official-kan sistem peradilan di negara ini bakalan menjadi lebih baik? jadi ya, adil dan sama itu memang mirip tapi sangat-sangat jauh berbeda, ga selamanya ke-samaan itu akan mendatangkan keadilan, PNS yang rajin dan PNS yang malas digaji sama, adil nggak? oops! haha.

"Quod Erat Demonstrandum"
- Latin Phrase -

0 comments:

Post a Comment