Zero Game

Life is a Zero-Game, for every advantage that somebody got, somebody else must get the disadvantage, for every happiness that someone had, someone else must have the sadness, even for things that a person give, other person must taking that things...

Bukankah itu semua sudah merupakan hukum alam? dimana suatu "kebaikan" ditandingi dengan suatu "kejahatan"? dimana suatu "keuntungan" harus di netralisir dengan adanya "kerugian"? dimana sebuah "pemberian" akan mendatakangkan sebuah "penerimaan"? bahkan terkadang tidak kita sadari bahwa suatu "kebahagiaan" yang kita alami secara tidak langsung menyebabkan "kesedihan" bagi orang lain?

Kita semua paham akan hal ini, ketika kau dan temanmu memiliki preferensi yang berbeda dan kalian diharuskan untuk memutuskan untuk memilih satu dari dua preferensi yang berbeda tersebut apa yang akan kalian lakukan? memilih preferensimu sendiri tentu saja akan membuatmu senang, tapi disatu sisi kau tahu temanmu akan kecewa, sebaliknya, memilih preferensi temanmu tentu saja akan membuatnya senang, tapi hal itu akan sedikit membuat kalian kecewa bukan? Lalu pilihan mana yang akan kalian ambil? haha kayak makan buah simalakama ya, dimakan salah, ga dimakan juga salah, tapi apakah saya egois jika saya memilih preferensi saya? entahlah..

Lalu cobalah lihat kompetisi, sepakbola misalnya, jika ada tim yang menang dengan skor 3-1 otomatis ada tim yang kalah 1-3 bukan? ujung-ujungnya jadi 4-4 alias 0 di trading saham juga, coba pikir ketika kau menjual portofolio sahammu dengan capital gain 4% pasti ada yang menderita capital loss 4% bukan? aneh kan? padahal jelas-jelas Indeksnya naik, ketika kau menduduki bangku di kursi transjakarta, otomatis kau mengurangi kemungkinan 1 orang untuk duduk kan? dan masih banyak lagi contoh-contoh peristiwa zero game ini, bahkan kita bisa menemukannya dengan mudah di kehidupan sehari-hari?
Nah, salahkah jika ada orang yang memaksakan kehendaknya kapada orang lain? berusaha untuk mengambil "keuntungan" atas "kerugian" yang akan dialami oleh yang lain? lalu apakah kondisi "win-win solution" itu bener-bener ada? sebenarnya ga masalah kalau area "abu-abu" itu selalu ada, suatu area yang memungkinkan kita mengambil keputusan ditengah-tengah dengan tujuan untuk memberikan keuntungan kepada satu pihak tanpa menimbulkan kerugian bagi pihak lain, masalahnya adalah bahwa terkadang ga selamanya area "abu-abu" itu tersedia, dan bahkan terkadang area "abu-abu" itulah yang menyebabkan sistem di suatu negara hancur bukan?

Mungkin saya harus mulai belajar bersikap tegas, berusaha untuk tetap memperoleh "keuntungan" dan "kebahagiaan" dan ikhlas menerima setiap "kerugian" atau "kesedihan" yang saya alami, dan itu hal yang wajar, di Hindu dikenal dengan istilah Rwabhineda atau bahasa kerennya "Balance" istilah ini sedikit banyak akan mengubah sudut pandang kita, sebenarnya "Balance" dan "Zero-Game" memiliki makna yang sama kan? haha cuma beda konotasi aja sepertinya..

Mungkin sebaiknya saya melihat lebih positif lagi "balance" bisa berarti satu pihak mendapat keuntungan, dan pihak lain mendapatkan keuntungan juga namun keuntungan dengan jenis dan rupa yang berbeda. Jika saya memilih preferensi saya tentu saya senang, dan teman saya tidak harus kecewa, karena mereka telah sukses belajar untuk mengalah, belajar untuk berkorban, sepakbola juga, tim yang menang pastinya senang, tapi yang kalah bisa mengambil pelajaran atas kekalahannya, mereka jadi paham dimana letak kelemahan timnya, dan bisa memperbaikinya di pertandingan berikutnya, haha melihat ini justru keuntungan yang didapatkan oleh yang "rugi" justru sebenarnya lebih besar bukan?

So, actually "losing" is something that everyone must face, by getting a "loss" we will apreciate every "gain" we'll made, by feeling "sad" we will understand how beautiful the "happiness" and by giving something, someone will eventually returning the favor, haha this world is really interesting isn't it? no matter how hard you tried, you just can't figure out how everything's works :)

"It's so easy to be careless, but it takes curse and courage to take cares"
- Dr. Doris Parker, Detachment -