Hari ini, saya mengikuti SIMAK UI yaitu, suatu seleksi masuk untuk penerimaan mahasiswa pendidikan S1 ekstensi UI, awalnya saya pikir yang ikut itu sedikit, ternyata banyak juga, hahaha dan lulus atau ga lulus jujur sebenarnya saya ga terlalu peduli, sebab saya juga masih ragu kuliah di UI, bukan karena biaya, tapi lebih kepada waktu perkuliahannya yang tergolong lama (yang ujung-ujungnya tetep ke biayanya makin gede juga sih :p).
Tapi yang akan saya bahas bukan masalah SIMAK UI nya, melainkan kesan saya begitu memasuki salah satu Universitas terbaik yang ada di Indonesia itu, Pertama, I've done that overestimation again! saya pikir UI memiliki kampus yang bagus, yang "wah" yah at least better than ITS lah, tapi kenyataannya fakultas psikologi dan hukum yang sempat saya lihat gedung dan ruangannya bahkan mungkin ga lebih bagus dari yang ada di Unud di bukit, mungkin sampelnya terlau sedikit buat ngambil kesimpulan ya, siapa tau fakultas lainnya lebih bagus, haha tapi tetep pengen masuk psikologinya haha.
Kedua, begitu saya memasuki kampus UI, ada "rasa" "kesan" atau "aura" berbeda yang saya rasakan dibandingkan dengan STAN, kesan yang sama ketika saya pertama kali memasuki kampus ITS 5 tahun lalu, entah kenapa ada semacam aura "bersaing" yang saya rasakan, haha maksudnya hanya berada di lingkungannya saja, melihat anak-anak kampusnya, ada sesuatu yang membuat saya tiba-tiba menjadi gugup dan bersemangat dalam waktu yang bersamaan, suatu perasaan yang ga bisa dikasi ama STAN, haha di STAN itu gimana ya, seolah-olah ga bisa bikin kita semangat bersaing, kecuali dalam hal kompetisi meraih IP haha yang saya rasakan di tahun pertama saya kuliah di sana.
Ketiga, saya juga melihat beberapa mahasiswi atau calon mahasiswi yang sangat modis, berpenampilan layaknya seorang model, memakai pembuat alis (apa itu nama alatnya), bedak dan lipstik yang "agak" berlebihan, membawa tas lengan yang bagus sambil mengutak-atik smartphone nya, sepatu-sepatu high-heels yang menghiasi kaki-kaki mereka yang putih, halus, dan terawat itu, sambil berjalan bak seorang model dengan rambut panjang terurai, yang menyapu angin kekanan dan kekiri haha, pokoknya pemandangan yang "langka" bagi saya seorang mahasiswa STAN haha, tapi entah kenapa, saya lebih menyukai penampilan anak STAN yang ke kampus bahkan tanpa makeup, dengan rambut yang diikat 1 atau dibiarkan jatuh melewati pundak mereka, dengan memakai kemeja putih dan rok hitam melebihi lutut, haha, tapi lebih bagus lagi kalo ada wanita yang tau cara berpakaian dan memakai make-up yang pas dengan karakter mereka hehe, women are really look beautiful if their fashion meet their characters
Keempat, STAN gives me a humbling experience, karena sebagian besar mahasiswa/i nya berasal dari daerah, jadi mereka itu terlihat lebih bersahaja dan sederhana, walaupun sebagian orang mengatakan hal itu sebagai "udik" beda dengan kampus lain, yang terkadang para mahasiswa/i nya suka "memamerkan" apa yang mereka miliki, seperti mobil lah, gadget baru, trend fashion terkini, dan masih banyak lainnya, STAN juga ada sih yang begitu, tetapi jumlahnya ga banyak, dan berteman dengan anak-anak STAN itu jauh terlihat lebih tulus dan nyaman, karena kebanyakan mereka adalah orang-orang yang polos, yang memiliki mindset yang sederhana, berbeda dengan kebanyakan PTN, yang mungkin karena ada aura "persaingan" itu yang membuat lebih sukar untuk bersosialisai haha, IMO ya, haha.
Kelima, tapi downside nya, anak STAN itu cenderung "pasrah" mereka kebanyakan berprinsip "let it flow" hanya sebagian kecil yang bener-bener memperlihatkan passion nya, tapi mau gimana wong BEM nya "dikontrol" ama semacam "organisasi" wkwk, kalo thata bilang STAN itu membuat karakter orang cenderung menjadi Phlegmatis, dan benar saya salah satu Phlegmatis itu haha, lain halnya dengan di kampus-kampus PTN, mereka benar2 memiliki ambisi dan memperlihatkan passion mereka, jadi sedikit banyak itu memacu kita juga untuk melakukan hal yang sama, iya gak? hehe
Overall, sebenarnya dimanapun kita kuliah mah sama aja, tergantung diri masing-masing iya ga? hehe
"Everyone makes mistakes, I do too. The real matter is will you able to realize your mistakes and fix it, or will you drown deep to it"
- Rai Agus Suputra -
Sunday, August 5, 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment