Not all scars show, not all wounds heal. Sometimes you can't always see, the pain someone feels

- -

Tuesday, August 7, 2012

Lesson 7 : Dependency vs Dependability

Manusia adalah makhluk sosial, pernyataan yang ga diragukan lagi kebenarannya, kita memang ga bisa hidup sendiri, kita butuh yang namanya keluarga, teman, kolega, bahkan tanpa kita sadari kita juga membutuhkan orang-orang asing yang bahkan tidak kita kenal sekalipun, seperti para pedagang, petani, dll.

Saya masih ingat, pertama kali saya mengikuti test IQ dan EQ adalah pada saat saya berada di kelas 1 SMA, hasil test IQ nya lumayanlah tetapi untuk test EQ penilaiannya dibagi menjadi 5 yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang, dan ada 1 sifat saya yang mendapat nilai sangat kurang, dan sifat itu adalah "Kemandirian". Saya adalah tipe orang yang memiliki tingkat dependency yang tinggi, terutama tingkat ketergantungan di dalam mengambil keputusan, saya rasa saya bukan tipe pengambil keputusan yang baik, biasanya akan terjadi dua hal begitu saya memasuki fase pengambilan keputusan, Pertama keputusan yang saya ambil cenderung menjadi sesuatu yang buruk bagi orang lain, atau Kedua saya terlalu banyak mempertimbangkan pendapat orang lain sehingga keputusan pun bahkan tidak muncul-muncul haha. dan hal ini terulang kembali hari ini, ketika saya dihadapkan oleh kegalauan antara kuliah dan pulang kampung.

Saya baru ingat, pengumuman test UI itu tanggal 12 Agustus, dan saya telah mengajukan cuti tanggal 13-16 Agustus, kemudian saya baru sadar "kapan ya daftar ulangnya?" setelah saya cari tahu dengan meng-email panitianya terungkaplah bahwa ternyata daftar ulangnya tanggal 15 Agustus, nah saya bingung, apa yang harus saya lakukan? mungkin bagi orang lain hal ini kayak masalah yang sepele ya, tapi yang membuat saya bingung adalah sebenarnya saya juga masih belum yakin untuk kuliah di UI meskipun jika akhirnya saya diterima disana, jadi setelah melakukan analisis alternatif tindakan ada beberapa opsi yang bisa diambil :

1. Masa bodoh dengan UI, tetep pulang tanggal 11 atau 12 dan mendaftar di STIE Rawamangun.
2. Menunggu hasil tes, serta membatalkan cuti dan kepulangan ke kampung halaman (liburnya jadi sebentar dan tiketnya mahal).
3. Menunggu hasil tes, mengubah cuti hanya 2 hari saja 15-16, dan tetap pulang kampung (sambil hunting tiket murah).

Dan sampai makan siang saya belum bisa memutuskan opsi mana yang akan saya ambil, nah disinilah sikap ketergantungan saya muncul, saya langsung bertanya ke banyak orang, ke mahasiswa UI yang saya kenal waktu diklat GE, ke teman-teman yang ikut tes UI nanya alasannya kenapa mereka milih UI, ke teman-teman yang "batal" ikut tes UI nanya juga alasannya kenapa, ke atasan dan pihak "netral" yang ga ada sangkut-pautnya dengan UI, dan siapa saja yang bisa saya mintai pendapat, namun pada akhirnya, pendapat mereka ga cukup kuat untuk menegaskan pilihan saya, nah disinilah saya merasa saya juga belum  menemukan sosok bisa diandalkan atau istilah kerennya seseorang yang sense of dependability nya gede haha, yah walaupun sekarang saya sudah memilih satu dari tiga opsi itu haha.

Nah lalu apakan itu orang yang dependable? Saya sering menanyakan hal ini kepada diri saya sendiri. Apakah saya orang yang bisa diandalkan? kalo iya dalam hal apa saya bisa diandalkan? dan kalo nggak apa yang bisa saya lakukan supaya orang lain mau percaya kepada saya?.

Saya merasa dapat diandalkan ketika seseorang meminta tolong kepada saya untuk melakukan sesuatu dan saya mampu untuk melaksanakan sesuatu itu, atau ketika seseorang benar-benar percaya kepada saya untuk berbagi masalahnya atau sekedar menjaga rahasianya, dan kadang saya menjadi sangat kecewa ketika saya ga bisa memenuhi permintaan mereka, atau ketika saya tidak dipercaya untuk melakukan sesuatu.

Menurut saya banyak sekali orang-orang yang bisa diandalkan di dunia ini, keluarga jelas adalah orang-orang yang paling bisa diandalkan, terus beberapa teman juga cukup bisa diandalkan, bahkan atasan sekalipun dapat dan mampu untuk diandalkan, bahkan dependability ga hanya terbatas pada manusia, benda mati juga banyak yang sangat bisa untuk diandalkan, seperti misalnya laptop saya ini, yang selalu bisa diandalkan untuk mengetik hal-hal bodoh kayak gini, bahkan blog ini juga bisa saya andalkan sebagi sarana untuk menumpahkan unek-unek yang membanjiri otak saya haha.

Intinya sih kalo menurut saya, menjadi seorang yang dependable itu sangat membanggakan, yah at least kita tau kalo kita itu ada gunanya lah hidup di dunia ini, at least kita tau kita bermanfaat bagi orang lain, makanya salah satu perasaan yang paling mengecewakan dan menyedihkan menurut saya itu adalah, ketika saya ga mampu memenuhi ekspektasi beberapa orang terhadap diri saya, karena kadang mereka terlalu over-estimate dengan kemampuan saya, dan juga perasaan ketika saya ga dipercaya untuk ngelakuin apa yang teman-teman saya yang lain lakukan, karena itu artinya mereka terlalu under-estimate dan menganggap saya ga bisa, haha, dan hari ini, hal inilah yang membuat saya kecewa, saya ngerasa saya ga bisa diandalin buat dijadiin tempat "diskusi" sesuatu, sebab saya hanya diam soalnya ga tau apa-apa haha..

"Without dependability, one's ability may be a liability instead of an asset"
- Woodrow Wilson, Napoleon Hill 1956 -

1 comments:

Reni Widyastuti said...

Hehe, ikuti kata hatimu aja nik, putuskan,trus jalani keputusanmu itu sebagai keharusan. Lupakan bahwa sebenarnya kamu punya pilihan. Sulit c, tp mesti belajar, belajar melupakan itu emang jauh lebih sulit dibanding belajar mengingat.

Semangat, kamu pasti bisa!! \(^.^)/

NB: Aku boking jasa konselingmu tgl 13,cm bisa hari itu aja, mudah2an km gak ada klien lain hari itu. Tapi klo gak jadi pulang, gpp, bulan lain aja.. :)

Post a Comment