Not all scars show, not all wounds heal. Sometimes you can't always see, the pain someone feels

- -

Thursday, November 24, 2011

Logic + Feeling = Lie?

Ketika logikamu tidak sejalan dengan perasaanmu, maka saat itu kau akan otomatis dipaksa untuk berbohong.


haha sebenarnya "kau" yang dimaksud adalah diri saya sendiri, saya tidak tahu apakah semua orang akan merespon dengan reaksi yang sama dengan saya jika mereka dihadapkan dengan kondisi yang serupa, namun bagi diri saya sendiri, berbohong bukan hal yang jarang saya lakukan, sebab mungkin bagi saya berbohong adalah suatu pelarian terbaik dari suatu masalah atau suatu kondisi ketidaknyamanan yang saya alami..

ada contoh beberapa kasus dimana saat saya dihadapkan dengan suatu pertanyaan atau masalah yang membuat saya selalu berbohong :

Kasus I
seorang teman yang baru saja membeli pakaian/tas atau apalah yang saat itu baru ia kenakan, dan tiba-tiba ia bertanya "Nik, bagus ga tas/bajuku?", terkadang secara logis jelas-jelas apa yang ia kenakan saat itu tidak cocok atau pas, namun saya agak segan untuk mengatakannya secara jujur karena bisa saja ia tersinggung atau sedih bukan? nah ujung-unjungnya saya akan berbohong dengan mengatakan bahwa apa yang ia kenakan saat itu "cocok" atau saya lebih sering untuk menggunakan kata "lumayan", nah ini salah satu bentuk kebohongan yang paling sering kita lakukan sehari-hari hehe..

Kasus II
sewaktu rapat kecil di kantor mengenai persiapan sosialisasi, seorang kasi bertanya kepada saya, "Nikki, gimana absen, nominatif, dan kuisionernya? sudah semua?" fakta dilapangan, saya belum mempersiapkan satupun bahan-bahan yang disebutkan tersebut, namun, karena sebenarnya berkas-berkas itu dapat disiapkan dalam waktu yang tidak lama dan karena takut akan ditegur/dimarahi ketika saya menjawab jujur, hal ini ujung-ujungnya  akan membuat saya mengatakan bahwa berkas-berkas tersebut sudah saya siapkan, berbohong lagi bukan? haha

Kasus III
Kembali ke lingkungan kantor, pernah suatu kali kertas Verbal di subdit saya habis, dan saat itu saya malas sekali rasanya meminta kertas ke TU, biasanya saya akhirnya akan meminta kertas itu ke subdit lain, biasanya percakapan yang akan terjadi sebagai berikut : "X, minta kertas verbal dong, ditempatku habis nih" "kalo habis minta ke TU aja nik" saya pun akan meresponnya dengan mengatakan "di TU juga habis katanya" haha lagi-lagi saya berbohong,


Shinzanmono, suatu serial jepang yang saya temukan di server, sedikit banyak membahas mengenai tentang yang namanya kebohongan, di setiap prolog episodenya, serial ini selalu mengatakan bahwa setiap orang itu berbohong untuk terus dapat melanjutkan hidupnya, mungkin ada benarnya karena disaat ini kita susah sekali menemukan seseorang yang benar-benar jujur, dalam serial itu juga dikatakan bahwa ada tiga jenis kebohongan yang sering diucapkan seseorang :

1. Lie to Protect Yourself
merupakan bentuk kebohongan yang paling umum, berbohong untuk melindungi diri sendiri, Kasus II diatas merupakan salah satu contoh kebohongan untuk melindungi diri sendiri, sebenarnya saya berfikir ketika saya mulai berbohong untuk melindungi saya sendiri, bukankah berarti saya belum siap untuk menerima segala kemungkinan reaksi yang akan timbul ketika seandainya saya berbicara jujur?

2. Lie to Deceive Others
adalah melakukan suatu kebohongan untuk menipu orang lain, Kasus III diatas adalah bentuk kebohongan untuk menipu orang lain, ya tujuannya jelas untuk menguntungkan diri sendiri, it sounds really cruel right?

3. Lie to Protect Others
tak jarang pula orang-orang berbohong untuk melindungi orang lain, terutama orang-orang yang sangat mereka sayangi. saya sering sekali menjadikan hal ini sebagai alasan untuk melakukan suatu kebohongan, dan kasus I diatas adalah bentuk kebohongan untuk melindungi teman saya itu, something sounds weird right?

kembali ke serial Shinzanmono, hampir setiap episodenya terdapat pesan tersirat bahwa apapun jenis kebohongan yang kita lakukan, dengan alasan apapun, yang namanya berbohong tetap saja adalah suatu perbuatan yang salah, walaupun itu berbohong untuk melindungi orang lain..

ketika kita merasa telah memahami apa yang dirasakan oleh seseorang yang kita ingin "lindungi" dengan kebohongan, kita menjadi merasa seolah-olah mengerti bahwa berbohong adalah pilihan yang paling tepat untuk dilakukan, memang awalnya orang itu akan merasa senang, tetapi begitu mereka mengetahui kita berbohong, maka efek buruk yang akan dirasakan akan jauh lebih berat dibandingkan bila kita dari awal bertindak jujur..

Sewaktu saya baru menjalani ospek di kampus statistika ITS, kebetulan saya memiliki seorang teman yang sama-sama dari Bali, sempat di sela-sela ospek dia bercerita lumayan lama mengenai alasannya tidak memilih STAN (saat itu popularitas STAN di Bali sedang tinggi-tingginya), kemudian dia tiba-tiba bertanya kepada saya "ci engken nik? sing ngalih STAN?" yang artinya kira-kira "kamu gimana nik? ga nyari STAN?" karena saya mengetahui dia tidak terlalu suka dengan STAN, saya spontan menjawab "nggak", dan begitu dia tahu saya keterima di STAN, semenjak itu kami sudah tidak berkomunikasi sampai sekarang haha, padahal selama ospek akrab banget, maklumlah sama2 orang Bali..

yah begitulah instead of protecting them, you just made them worse tapi memang harus saya akui, saya susah sekali untuk tidak berbohong, walaupun saya tahu bohong itu salah,
so? am I selfish if I expect my friends to speak honestly to me while on the other side sometimes I speak lies?


"a lie tastes good but it goes stale quickly, the truth tastes bad but lasts forever"
- Seiichi's Mother, Shinzanmono ep.1 -

0 comments:

Post a Comment