adalah salah satu definisi kasar dari Tat Twam Asi, salah satu slogan terkenal bagi kami umat Hindu yang mengajarkan bahwa semua makhluk hidup di dunia ini adalah sama, baik saya, kamu, maupun mereka adalah tidak berbeda dimata Tuhan,
namun mengapa beberapa orang selalu bertindak seolah-olah mereka lebih tinggi daripada teman-temannya? dan selalu mendominasi seolah-olah kedudukan mereka jauh berada lebih tinggi?
lagi-lagi perjalanan saya ke jogja, memberikan saya sebuah pertanyaan baru yang harus dijawab, saya masih belum paham, apakah memang saya terlalu naif sebagai manusia, apakah ekspektasi saya terlalu tidak masuk akal, ataukah memang pola pikir saya masih sangat ketinggalan jaman, yang jelas walaupun saya menikmati jalan-jalan dan acaranya, tetapi saya benar-benar tidak menikmati obrolan yang terjadi di luar acara dan jalan-jalan tersebut..
ketika kita diberikan suatu kesempatan untuk dapat berkumpul ber-30, kenapa kesempatan itu tidak dimanfaatkan dengan maksimal? yah begitulah, rasa tidak enak mulai muncul saat kami menunggu kereta di stasiun, saya mendengar 1-2 orang mulai memperbincangkan hal yang sama, yah yang ada kaitannya dengan acara pernikahan hepy (alasan kami datang ke jogja).
begitu memasuki kereta dan duduk di tempat masing-masing, obrolan tentang topik yang sama berlanjut bahkan semakin banyak saja yang nimbrung, puncaknya terjadi setelah kami pulang dari tempat hepy, di penginapan bahkan lebih 1/2 dari kami berkumpul di teras depan rumah sambil ngakak menertawakan seseorang teman kami yang masih dalam topik pembicaraan yang sama, dan lagi-lagi sampai perjalan balik ke jakarta pun mereka masih membahas topik yang sama..
bercanda memang bumbu sebuah pertemanan, ketika seorang temanmu mulai menyindir sesuatu tentangmu itu adalah hal yang sangat wajar terjadi, karena memang harus diakui dengan cara seperti itulah keakraban dapat dengan cepat terjalin, namun bukankah menjadi sangat kelewatan ketika lebih dari 10 orang temanmu terus-menerus membahas orang yang sama selama 3 hari berturut-turut?
mungkin salah dia juga sampai mencurahkan segala sesuatunya ke jejaring sosial dan keteman-teman "palsu" yang ia percayai, sehingga semua orang menjadi tahu tentang apa yang terjadi dan tidak mampu mengontrol diri mereka untuk tidak membicarakan masalah tersebut, yah bercanda sih boleh-boleh aja tapi coba bayangkan diri kalian di posisinya, dibicarakan dibelakang oleh hampir 20 orang yang justru mendapatkan sebuah kesenangan dari kesusahan yang kalian alami, bukankah itu sangat tidak mengenakkan? oh ya mungkin kalian tidak bisa membayangkan dan tidak mungkin bisa berada di posisinya, sebab kalian membuat suatu kesepakatan tidak tertulis diantara kalian bukan?
cobalah untuk memahami posisinya, dan cobalah untuk mulai menghargainya, memang saya sendiri awal-awalnya juga ikut tertarik membicarakan topik tersebut tapi lama-kelamaan aneh juga membahas itu-itu melulu --a. yah ini hanya tentang menghargai, gimana mau menghargai orang lain kalo menghargai teman sendiri aja ga bisa,,
dan lagi-lagi sayapun ga berani buat ngomong langsung kepada mereka, so it solves nothing right? haha
"
0 comments:
Post a Comment