Not all scars show, not all wounds heal. Sometimes you can't always see, the pain someone feels

- -

Saturday, March 31, 2012

March Movie Review

Yak, di penghujung maret ini, bagusnya bikin review film-film yang semingguan ini ditonton baik itu yang ditonton di bioskop maupun via file berekstensi matroska yang saya salin dari server DJPK, kebetulan keempat film ini memiliki persamaan,, haha lets take a closer look at them :



1. Contagion
Ok, sebenarnya ini ditonton di awal-awal bulan ini bukan seminggu belakangan haha, banyak aktor ama aktris terkenal yang main nih film, jadi kalo masalah akting kayaknya lumayan terjamin lah ya haha, Film ini menceritakan tentang kepanikan semacam pengurus departemen kesehatan AS, begitu adanya seorang wanita yang meninggal karena penyakit misterius yang belum diketahui penyebabnya, penyembuhnya, serta vaksin pencegahnya, disini kita diperlihatkan bagaimana cara profesional disana mengatasi masalah semacam ini dengan cepat, sebab mereka harus berhasil menemukan vaksinnya sebelum penyakit ini menyebar dan menjangkiti seluruh dunia.

Cara film ini menunjukkan reaksi masyarakat lumayan bagus, orang-orang menjadi buas, ga peduli dengan orang lain, egoisme memuncak, ya intinya sifat aslinya keluar semua lah, semacam naluri untuk bertahan hidup, bahkan seorang "pemimpin" pun ga lepas dari naluri untuk menyelamatkan orang yang disayanginya terlebih dahulu, begitu vaksin ditemukan, masalahnya justru belum selesai, sebab kemampuan produksinya tidak cukup untuk menyembuhkan semua penderita yang ada.

Yang saya rasa agak aneh dari film ini adalah kurangnya aura "tokoh utama" nya, sumpah maksudnya pembagian perannya terkesan hampir rata semua, bahkan saya kaget, ketika wanita yang mempunyai peranan lumayan penting meninggal haha weird, but overall film ini lumayan menarik buat ditonton walaupun bahasa ama jalan ceritanya rada membingungkan haha 7,5/10 lah :D

2. The Raid
Yak inilah dia film "kebanggaan" Indonesia haha, pertama kali saya dengaer berita tentang ni film dari mas arief, waktu itu masih akhir 2011, saya ga percaya aja ada film Indonesia yang dapat rating waktu itu 8,2 di IMDB (rakyat Indonesia macam apa saya haha), penasaran dengan film ini saya langsung mencari tahu di internet, dan ternyata film ini memenangkan "People's Choice Award" di toronto film festival tahun 2011, saya sampai membuka critics review di IMDB dan memang kebanyakan kritikusnya memuji film ini, jadilah senin kemaren kami nonton film ini di atrium dan hasilnya?

Kaget, jelas, belum ada 10 menit prolog udah masuk adegan-yang-seperti-klimaks aja haha, mana abis itu hampir ga ada istirahatnya pulak ckckck haha, tapi action nya memang patut diacungi jempol, teknik berkelahinya bagus, ada "seni"nya saya sukanya pas berantem itu tek-tek-tek gitu (haha apa coba) ngincer sendi-sendi musuhnya, jadi keliatan flawless gitu geraknya bagus!! (walaupun rada sadis juga sih haha), mungkin ini yang jadi penyebab kritikus ngasi review yang bagus, soalnya memang rata-rata film action hollywood sekarang ga ada yang sebagus itu kelahinya, beringas sekaligus berseni hehe,.
Tapi, buat yang bukan penggemar film action, mungkin film ini kesannya menjadi "ga jelas" jalan ama alur ceritanya bener-bener ga disampaikan dengan baik, saya aja masih bingung ampe sekarang haha, terus pesan ceritanya terlalu normatif haha terlalu straight-to-the-point, jadi ga ada kesan "wah" pas selesai nontonya, endingnya juga ga nendang (bola kali haha) ga ada twist pulak, ditambah bahasa yang agak "kaku" ama akting yang terlalu standar haha (kecuali menurut saya ray sahetapi ama dony alamsyah yang agak lumayan), Jadi seandainya saya penggemar action mungkin saya bisa ngasi sampai 9,5 tapi karena saya bukan fanatic action movie mungkin nilainya cuma jadi 7/10 haha.

3. Take Shelter
Awalnya sempet ragu nonton ini film, kayaknya berat banget ceritanya ditambah durasinya yang nyampe 2 jam, tapi begitu nonton sebentar, eh malah keterusan haha, film ini intinya adalah tentang seorang suami dan bapak yang dihantui bayangan dan mimpi buruk akan adanya badai besar yang bakal melanda daerah tempat tinggalnya, dan film ini menceritakan reaksinya terhadap rasa cemas dan takutnya tersebut sendirian.

Film ini diluar dugaan bagus banget, akting pemeran utamanya juga menurut saya bagus, ditambah alur cerita yang sedikit-sedikit membangun klimaks dan masalah yang kompleks, membuat saya bisa melihat sisi masalahnya dari si tokoh utamanya, film ini komplit, ada unsur thriller, suspense, drama, sampai film keluarga jadi satu, padahal penyajiannya cukup sederhana. Film ini memperlihatkan sosok suami dan bapak yang introvert dalam menghadapi masalahnya, bagaimana dia terlalu menuruti rasa cemas dan takutnya, haha dan saya cukup mudah memahami perspektif tokoh utamanya, mengapa dia mengambil keputusan-keputusan yang bagi akal sehat orang lain cukup "aneh".

Jeleknya? tentu ada kekurangnnya hehe, terutama di bagian "klimaks" yang kurang greget, cara membangunnya udah sangat bagus, tapi klimaksnya terlalu cepet haha, tapi saya suka twist di bagian endingnya :D, secara keseluruhan film ini bagi saya recommended untuk ditonton, terutama bagi yang menyukai genre "thriller atau suspense" dengan tampilan yang berbeda, ini cerita tentang bencana alam, tapi ga se-ekstreme film-film dengan tipikal sejenis, ada unsur psikologi dan juga drama keluarga di dalamnya, dan film ini mengajarkan bahwa semua orang akan berusaha untuk melakukan apa saja untuk melindungi orang-orang yang dicintainya, right? haha.

4. The Hunger Games
"May the odds be ever in your favor" kalimat ini kayaknya jadi tagline acara hunger games yang dilaksanakan oleh capitol setiap tahunnya. Hunger Games adalah "reality show" yang dilaksanakan oleh ibukota negara--Capitol sebagai peringatan atas pemberontakan yang pernah dilakukan oleh ke-12 distrik di wilayahnya, dan setiap tahunnya sepasang tribute (berasa yu-gi-og haha) dari ke-12 distrik dipiih untuk bertarung di dalam sebuah arena, sampai hanya tinggal 1 orang yang bertahan hidup dan menjadi pemenangnya, sekilas ceritanya mirip "Battle Royale" film jepang yang saya sempet tonton dari server kantor haha.

Katniss Everdeen adalah karakter yang kuat, pemerannya juga bagus, dan sepertinya film ini bakalan menghasilkan dollar yang banyak, selain karena ceritanya yang bagus, penggemar-penggemar trilogi novelnya, ditambah dengan para pemainnya yang cukup tenar, dan memang film ini mampu menyajikan setting cerita yang sangat kaya, dengan imajinasi yang sangat bagus, tapi kayaknya memang film-film yang diambil dari novel terkenal memang ga bisa menampilkan se-detail mungkin, ya kayak harry-potter lah.

Tapi jujur, saya agak kecewa ama filmnya, pertama karena ternyata pertarungan di battlefieldnya ga seru, kesannya malah jadi game-maker vs player bukan player vs player, lagian awal2 apaan tuh langsung bacok mati 11 orang :nohope, terus  pas "war" pake acara bikin koalisi segala, ga seru ah, kurang strategi battlenya, skill playernya pun ga keliatan, terus poin negatif lagi, ada cinta remaja haha, serius nih di pertengahan "war" kayaknya sesaat filmnya berubah jadi film drama remaja wkwk, ama kurang penekanan terhadap "karakter" peran pembantunya, kayak si Gale itu ceritanya siapanya katnis coba? terus si rue cuma diliatin sekilas doang sebelum war eh pas war udah serasa kakak-adik ama katniss haha, terus hubungan katniss ama ibunya yang agak "awkward" ga dijelasin, makanya mungkin film ini rada Over-rated, mungkin kalo baca novelnya dulu jadi lebih ngerti kali ya? overall is a bit disappointing movie for me, haha 6,5-7 lah nilainya hehe.

So, sudahkah menemukan persamaannya? haha, btw, goodbye march!! It's so far the best month for me :)

"Cause hope, is the only thing that is stronger than the fear"
- President Snow, The Hunger Games -

Wednesday, March 28, 2012

Same Direction

SAME DIRECTION
(HOOBASTANK)
 

Whenever I step outside, somebody claims to see the light.
It seems to me that all of us have lost our patience.
'Cause everyone thinks they're right, and nobody thinks that there just might
be more than one way to our final destination.

But I'm not ever gonna know if I'm right or wrong
'cause we're all going in the same direction.
And I'm not sure which way to go because all along
we've been going in the same direction.

I'm tired of playing games, of looking for someone else to blame
for all the holes in answers that are clearly showing,
for something to fill the space. Was all of the time I spent a waste,
'Cause so many choices point the same way I was going?

But I'm not ever gonna know if I'm right or wrong
'cause we're all going in the same direction.
And I'm not sure which way to go because all along
we've been going in the same direction.

Going in the same direction--

Same direction-- (Same direction)

So why does there only have to be one correct philosophy?
I don't want to go and follow you just to end up like one of them.
And why are you always telling me what you want me to believe?
I'd like to think that I can go my own way and meet you in the end.
Go my own way and meet you in the end.

I'm not ever gonna know... if I'm right or wrong
'cause we're all going in the same direction.
And I'm not sure which way to go because all along
we've been going in the same direction

Going in the same direction

Going in the same direction--

Same direction-- (Same direction)

It seems this song is the perfect nominee for "song of this week" haha, It was from a 2004 Hoobastank's album called "The Reason", I like this song, the lyric was really delivers its message, about the egoism and fanaticism of us--human, and about all doctrines that we used to be believed since our childhood, where in fact, we actually heading into the same finish line. Yeah I do believe that although we claimed that we--human have a different "finish-line" in this "race of life", actually in God's view, our main objectives in this life is just the same, it's just difficult to understand why God created us right? haha

So, why bother arguing? why bother proving that our belief is the perfect one? why bother persuading others to follow our way of thinking? cause this is the "race of life" maybe you prefer taking the straight-way to reach the finish line, but not everyone do the same, some people maybe turn in the first intersection they encounter, or maybe some others keep going in circle, yeah what matters is not that we have a different goal in this life, but it is that we have a different way to reach our goal in this life, just respect others' point of view, they have their own way to live their lives, but I do agree sometimes we must warn them if they are heading into a dead-end haha.

"I know and now I know, this is the life I was made for, I don't know if it shows, but this is the way I'm gonna live my life"
- Monkey Majik, All by Myself -

Sunday, March 25, 2012

Junk File #10

Udah lama ga nulis tulisan sampah, haha ga ngerti juga bahkan nyepi udah lewat 2 hari masih kepikiran hal kayak gini, kali ini sampahnya adalah diri saya sendiri karena ga ngerti apa-apa tentang sesuatu yang seharusnya saya pahami 100%.

agama, saya sering sekali berfikir bahwa saya adalah salah satu umat yang sangat tidak taat, saya masih belum mengerti beberapa hal tentang agama saya sendiri, bahkan saya tidak yakin saya memahami 1/10 dari upacara Hindu yang termasuk  3 kerangka dasar selain tattwa dan susila..

*agama itu ga butuh logika, tapi entah kenapa saya sukar menerimanya, saya ingat waktu tingkat 2 di STAN saya disuruh menjadi pembicara di acara pesantian (seperti bimbingan rohani) di gedung D, dan sadar akan kemampuan saya, saya memilih menjadikannya sebagai ajang diskusi, dan materinyapun sangat amat sederhana, yaitu mengenai Tri Sandhya, dan saya mengajukan pertanyaan, kenapa bija diletakkan di dahi, tenggorokan dan ditelan? kenapa posisi tangan saat "asana" harus begitu, mungkin pertanyaan bodoh ya, tapi jawaban apa yang saya dapatkan? intinya jawaban yang saya khas bali banget yaitu "nak mule keto" dan ada yang berpendapat yang penting niatnya kita sudah baik, masalah tata cara itu ga masalah, nah, bagaimana saya bisa meresapi ibadah kalau saya ga ngerti apa makna dari melakukan semua itu? lalu kalau cukup dengan niat buat apa di Bali ngelaksanain upacara yang bahkan menghabiskan biaya yang tidak sedikit?

*agama itu sifatnya personal, saya mendapatkan kalimat ini dari blog yang mampu membuat saya berfikir ulang mengenai proses bhakti kepada Sanghyang Widhi dan esensi dari agama itu sendiri (saya lupa linknya nanti dicari lagi), agama adalah hubungan personal kita dengan Tuhan, seseorang ga bisa dan ga ada alat yang bisa ngukur seberapa besar rasa "bhakti" seseorang kepada Tuhannya, tapi kenyataannya, mindset kebanyakan orang itu mengukur tingkat keimanan seseorang dari kerajinannya melakukan ibadah, atau keseringannya mengunjungi tempat ibadahnya, ga salah memang, menjadikan itu sebagai patokan, tapi kesannya terlalu menilai dari "luar" ga sih? haha maksudnya mungkin dia rajin beribadah, tapi kalo tingkah lakunya ga bener gimana? dia sering ke pura tapi tujuan utamanya bukan untuk ibadah? atau dia rajin tri sandhya tapi kesehariannya mabuk-mabukan dan bertingkah laku tidak benar? masihkan dibilang berbakti?

daripada makin nyampah langsung penutup aja haha, kesannya mungkin saya mencari alasan atas kemalasan saya beribadah, haha saya ga perlu pembelaan, saya akui saya ini ga tau apa-apa soal agama, tapi kadang doktrin-doktrin tentang agama yang ga jelas maksudnya apa, atau persepsi umum masyarakat tentang agama itu bikin saya kesal sendiri,

ini agama saya, ini kepercayaan saya, ini cara saya menjalankan perintah agama saya, selama saya melakukan kewajiban beragama saya dan selama saya menahan diri dari larangan-larangan yang ada fine-fine aja kan? kalau memang saya menyalahi ajaran agama saya tolong dinasehati dengan benar, jangan dengan doktrin-doktrin yang ga jelas asalnya darimana, dan biarkan saya membangun hubungan personal dengan Tuhan saya dengan cara saya sendiri karena beragama dan menjalankan ibadah itu hak asasi setiap manusia kan? udah diatu di UUD 45 juga kan? haha.

"God has no religion"
- Mahatma Gandhi -

Going "Home"

Baru saja saya menemukan sebuah artikel yang menarik di edisi terbaru majalah LionAir yang saya tumpangi untuk ke jakarta jam 10 WITA tadi, artikel itu membahas tentang aktivitas "pulang" yang mana mungkin kebanyakan orang akan lebih mengenalnya dengan istilah "mudik".

Pulang bagi sebagian orang adalah kegiatan yang sangat menyenangkan, mereka kembali bertemu dengan orang-orang yang dicintainya disana, tetapi tak sedikit juga yang ngerasa enggan untuk pulang dengan berbagai macam alasan tentunya, saya sendiri awalnya jujur, agak sedikit malas buat pulang ke Bali, ga tau juga penyebab pastinya apa, tetapi begitu di Bali, justru saya enggan kembali ke Jakarta, haha manusia itu memang aneh, bahkan saya sendiri belum paham benar dengan karakter diri sendiri :hammer, tapi sebenarnya kita harus bersyukur masih bisa merasakan momen "pulang", di majalah LionAir itu dijelaskan beberapa alasannya :

Pulang berarti kau memiliki "rumah"
kita mestinya bersyukur kita bisa merasakan sensasi "mudik" karena ga semua orang itu punya rumah yang benar-benar "homy"  kampung halaman memang selalu memberikan kesan yang berbeda, suatu kesan yang biasanya mampu membuat kita merasa nyaman dan damai berada disana, just be grateful you got a hometown, cause not everyone has it :) dan pulanglah untuk menunjukkan rasa syukur itu haha

Pulang itu adalah suatu "nostalgia"
Ya, berada di "rumah" selalu membuatmu teringat kembali akan kejadian lucu atau unik bahkan sedih di  masa lalu, nostalgia adalah sesuatu yang menyenangkan bukan? memiliki suatu memori akan kejadian dan kebiasaanmu di masa lalu selalu bisa kembali menyegarkan pikiranmu, kenangan yang menyenangkan akan membuatmu tersenyum sendiri begitu mengingatnya, kenangan yang "seru" akan membuatmu semangat untuk menceritakannya ke taman, bahkan kenangan yang sedih sekalipun akan membuatmu belajar untuk berintrospeksi dan mengambil hikmah dari kenangan itu, maka pulanglah, karena berada di rumah akan membuat otakmu "dipaksa" untuk mengingat memori dan kenangan yang menyenangkan itu.

Pulang itu berarti menunjukkan "Cinta"
Saya sering berfikir apa yang memotivasi teman-teman kampus saya dulu untuk bela-belain pulang kampung hampir tiap minggu, apa ga bosan dan capek? mungkin ada baiknya kita ngeliatnya dari sisi orang-orang yang dirumah,, mungkin kita nggak terlalu kangen ama orang yang di rumah, tetapi orang rumah itu sangat teramat kangen dengan diri kita, dengan pulang berarti kita menunjukkan cinta dan pengorbanan kita kepada keluarga dirumah bukan? bahkan dengan teman-teman lama juga.

Pulang adalah simbol "keberhasilan"
Terutama bagi mereka yang tinggal jauh dari kampug halamannya, budaya kita mengatakan jika seorang anak yang sedang merantau dan mampu kembali ke rumahnya dengan biaya sendiri, berarti dia adalah orang yang sukses, masuk akal memang, mengingat biaya yang dikeluarkan  untuk "pulang" terkadang memang tidak sedikit, tetapi untuk di beberapa daerah, mungkin ukuran keberhasilan itu berbeda-beda, haha ini hanya sebuah stereotype umum untuk masyarakat Indonesia.

Pulang berarti "bebas"
Seseorang yang mampu pulang kapan saja ia mau, berarti ia memiliki kebebasan, bayangkan tidak semua orang bisa dengan bebas pulang-pergi kampung halaman seenaknya, seperti tentara yang sedang perang, atau TKI yang tinggal sangat jauh dari Indonesia, kita harusnya bersyukur bisa pulang dengan bebas ke kampung halaman, mungkin nanti ketika pulang itu sudah menjadi hal yang sulit dilakukan baru kita menyadari betapa rindunya kita dengan kampung halaman, haha.

Pulang itu adalah suatu "reminder"
Pengingat tentang latar belakang kita merantau, pengingat tentang apa tujuan kita bekerja di luar kampung halaman, seperti yang saya alami kali ini,  keluarga dirumah mengingatkan kembali apa cita-cita saya dulu, kenapa saya mengambil PMDK dan tidak mengikuti SPMB sewaktu tamat SMA, dan kenapa saya melepas PMDk itu haha, ya pulang membuat kita bisa berkomunikasi dengan keluarga mengenai langkah-langkah atau rencana kita kedepan, mereka adalah orang-orang yang dapat saya percayai sepenuhnya karena saya yakin mereka selalu bertujuan baik, walaupun mungkin pendekatan dan definisi "berhasil" bagi saya dan mereka adalah berbeda haha.

dan masih banyak lagi definisi-definisi dan arti penting dari "pulang" mungkin tulisan ini agak berbeda dari yang di LionMags ya setidaknya saya menceritakannya dari pandangan saya, tapi emang pas banget baca majalahnya pas saya selesai mudik haha, dan kapankah saya akan pulang lagi? haha mungkin lebaran kali ya, we'll see :D

"I'm going to the place where love and feeling good don't ever cost a thing"
- Daughtry, Home -

Tuesday, March 20, 2012

Rain--The Feeling of Tranquilty

Haha, mello banget ya judulnya? yah ada kalanya saya menjadi orang yang sangat melankolis, apalagi di detik ini, saat saya duduk menyandarkan badan saya ke tembok, sambil mendengarkan suara hujan yang entah kenapa terdengar sangat mendamaikan, ah seandainya saja saya mahir memainkan alat musik, mungkin waktu seperti ini yang paling syahdu untuk memainkannya.

Sendirian, ya seluruh anggota keluarga saya yang lainnya, sedang berada di ruang keluarga, menonton TV sambil tidur-tiduran haha, saya selalu punya kebiasaan untuk menikmati waktu saya sendirian, ga tau juga kenapa, di kosan juga gitu, mungkin itu salah satu alasan kenapa saya betah ngekos di utan kayu walaupun lumayan jauh dan mahal.


Saya akui saya sering banget ngeluh waktu sendirian, ngerasa kesepian lah, ga tau harus ngobrol ama siapa lah, intinya butuh temen lah buat diajak kemana-mana, tapi ga jarang saya ngerasa "nyaman" atau "damai" saat sedang sendirian menikmati suatu aktivitas, misalnya aja dulu pas di hotel mojokerto, berenang sendirian (bener-bener sendiri ga ada tamu bahkan penjaga kolamnya), atau waktu di pulau lengkuas, saya sengaja "menjauh" dari yang lain dan menikmati angin laut di atas sebuah batu sendirian, atau waktu di asrama KNPK, saya berjalan santai bolak-balik asrama-gerbang depan sendirian, hahaha emang rada ga jelas kalau yang ini. Intinya ya, ga selamanya sendirian itu menyedihkan, ada suatu kesan tersendiri yang saya dapatkan ketika saya menikmati hembusan angin laut, bersantai di kursi renang, atau mendengarkan suara hujan sambil memainkan imajinasi yang ada di pikiran saya.

Dan hujan memang menghalangi rencana saya untuk jalan-jalan, tetapi bukankah kita semestinya bersyukur Tuhan masih mengizinkan kita untuk mendengarkan dan menikmatinya?

"a rainy day is the perfect time for a walk in the woods"
- Rachel Carson -

Saturday, March 17, 2012

Human Nature #2 : Perspective

Pernahkah kalian kesal karena orang tua kalian atau guru, atau siapapun itu orang tua yang umurnya terpaut cukup jauh dengan kalian, ketika mereka mulai menasehati kalian betapa manjanya anak muda jaman sekarang sewaktu kalian kecil sampai SMA?

Kesal, jujur saya juga pernah ngerasainnya, dalam hati saya sering "membangkang" dengan pikiran-pikiran yang cukup "keterlaluan" kadang saya merasa mereka membandingkan dua zaman yang berbeda, masa saya disuruh hidup kayak orang tahun 70-an? yah seperti itulah, intinya waktu itu saya belum mengerti maksud mereka menasehati saya dengan membanding-bandingkan masa remaja mereka dengan saya, mungkin karena memang saya masih kekanakan waktu itu atau mungkin juga karena beliau-beliau kurang bisa menyampaikan maksudnya agar bisa diterima oleh anak-anaknya,,

Tapi sekarang mungkin saya mulai mengerti maksud mereka saat itu, dan saya pun mungkin sekarang sudah mulai sedikit "complain" dengan anak-anak sekolahan di abad ke-21 ini haha, mulai dari anak-anak orang kaya yang "manja" yang paginya selalu diantarkan kesekolah dengan mobil sehingga menyumbang andil yang besar dalam memacetkan kota metropolitan ini di pagi hari, atau anak-anak yang sekarang sudah lupa permainan-permaian tradisional seperti cak-bur (galaksin versi minang), cik-mancik (petak umpet versi minang), geng-gong (permainan berkelompok dengan menggunakan batu yang besar), patok-lele, kelereng/gundu, tepuk-gambar, balapan "perahu-kayu" di got-got perumahan yang masih bersih, memancing hanya dengan menggunakan bambu-benang-kail-dan-seekor cacing tanah, berpetualang di rumah yang "dibuat" angker dengan menyusuri petak-petak sawah, atau layangan gopek-an tanpa ekor yang akhirnya ekornya dipasang sesuka hati, dan masih banyak lagi, atau juga dengan gaya hidup mereka yang mulai berbahasa "tidak sopan" sejak kecil, dijejali dengan les-les yang memforsir tenaga dan waktu mereka, haha

Jadi mungkin nanti adik-adik kita sekarang akan berpikiran yang sama juga kepada adik-adik mereka selanjutnya, dan begitu seterusnya, lalu? ya, menurut saya semua ini adalah hal yang manusiawi, kebanyakan orang cenderung melihat sesuatu dari perspektif yang mereka miliki, dan mau tak mau, mereka akan menggunakan "nilai" mereka sendiri untuk mengukur sesuatu yang belum pernah mereka alami/rasakan sebelumnya,

Kasus simpelnya misalnya aja di sebuah jalan raya jakarta, semua yang menggunakan jalan raya itu memiliki perspektifnya sendiri tentang hal-hal yang seharusnya dilakukan di jalan tersebut, tak terkecuali bagi polisi lalu lintas yang kadang-kadang ikut mengawasi arus lalu-lintas di jalanan, ada pejalan kaki (termasuk saya) yang kesal melihat kendaraan yang seenaknya mengambil trotoar sesuka hatinya dan mengatakan "pengendara zaman sekarang udah gila" atau pelanggan busway (saya juga masuk ini haha) yang kesal jalur bus TJ dimanfaatkan oleh kendaraan lain, sehingga bus TJ ikut-ikutan kena macet, yang mana bagi pengendara mobil, justru jalur khusus busway itu terlihat mengesalkan karena mengurangi lebar jalan bagi mereka, atau penumpang angkot/metromini (termasuk saya) yang kadang kesal ada polisi yang menjaga suatu "titik" di jalan tersebut, sehingga angkutan umum yang saya tumpangi tidak bisa berhenti tepat di spot yang saya inginkan, karena supirnya takut ditilang polisi.

Yah, begitulah kadang kita suka ngomel ke temen, "kamu gimana sih ngerjain yang gampang aja lama", padahal yang menurut perspektif kita gampang, belum tentu gampang juga bagi orang lain, atau kayak kerjaan kantor deh, kadang saya berfikir, pas sosialisasi, asik banget yang di meja registrasi, pas acara sudah mulai kerjaannya hampir dibilang ga ada lagi.. atau yang ngurus tiket dan hotel, yang sama sekali ga perlu make "fisik", tapi sebaliknya mungkin yang lain akan berfikiran yang mirip, kayak "jadi asrot enak ya, tinggal duduk, klik-klik selesai, ga perlu ngadapin peserta yang aneh-aneh" haha padahal juga ga se-simpel itu sebenarnya,

So? manusia itu memang unik, mereka memiliki perspektif yang sangat beragam dalam menghadapi berbagai macam hal di dunia ini, haha intinya don't judge a book by its cover lah, cobalah untuk melakukan hal-hal yang berbeda setiap harinya, sesekali cobalah menjadi pejalan kaki, atau naiklah angkutan umum di jakarta , yang gak punya kendaraan, sesekali juga cobalah berkendara di jakarta, kita nantinya akan dapat melihat kemacetan jakarta dari berbagai macam sudut pandang yang berbeda, begitu juga dengan kerjaan kantor, kalo bisa mintalah jadi orang yang bertanggungjawab ngurusin tiket pesawat atau hotel, coba sekali jadi asrot, sekali jadi dokumentasi, sekali di meja registrasi, pasti semua perspektif negatif akan hilang haha (harapan ke diri sendiri nih sepertinya :p)



 

"I just write what I wanted to write. I write what amuses me. It's totally for myself"
- J.K Rowling -

Monday, March 12, 2012

Age : 23

Kayaknya udah lewat seminggu nih postingannya haha,
kata orang Bali, ulang tahun ke-23 itu salah satu yang spesial, sebab katanya tanggal ulang tahun masehi kita bakalan sama dengan tanggal otonan (hari ulang tahun bali) tapi kenyataannya otonan saya jatuh tanggal 11 Maret ga tau juga kenapa prediksi orang-orang bisa salah.,

Sekarang saya sudah berumur 23 Tahun, ini udah 1/3 angka harapan hidup orang Indonesia, haha dan saya ga tau apakah selama setahun ini saya sudah memberikan manfaat bagi orang di sekitar saya, yang jelas saya bahagia, keluarga dan beberapa teman dekat saya ingat akan hari ulang tahun saya, sebenarnya mereka ingat aja, itu udah lebih dari sekedar cukup bagi saya, walaupun ga ada kue atau hadiah di tahun ini haha

Saya senang, di hari ulang tahun saya, saya bisa menikmatinya dengan teman-teman kantor, bahkan rencana donor darah pun bisa dilaksanakan walaupun molor 1 hari haha, dan saya sangat berterima kasih diberikan keluarga yang sangat perhatian, teman-teman yang menyebabkan saya tidak pernah menjalani semua hal di kantor dan di luar kantor sendirian, serta kesehatan dan kesejahteraan yang tidak pernah kurang selama 23 tahun saya hidup di dunia ini..

Tolong selalu ingatkan saya untuk selalu ikhlas dalam mengorbankan segala sesuatu yang saya miliki, dan satu hal yang saya minta, selalu ajarkan dan ingatkan saya untuk selalu bersyukur, karena bersyukur itu adalah pondasi untuk mencapai kebahagiaan haha serta saya harap Tuhan bersedia membimbing jalan saya, mengajari sebenarnya apa sih tujuan saya dilahirkan di dunia ini? itu juga satu misteri yang sampai sekarang masih belum bisa saya pecahkan..

Finally, Happy Birthday to me! haha grow up dude! there are still many things to learn about this life! be tough! and don't forget to always be sincere, sacrifice, and grateful! :)
 
"The mind acts like an enemy, for those who do not control it"
- Bhagavadgita - 

Saturday, March 10, 2012

Just another good speech..

Source : 9gag

It is about being a humankind, we will encounter some problem in this world, and sometimes it makes us feel sad or down, but you know, that kind of feeling is something that makes us "human" we will see how colorful this world is. It is unstable piece of art, the flow of happiness and sadness are changing every minutes in our days, therefore, we shouldn't be ashamed of ourselves, when sometimes we feel sad or down, cause again it proves that we are just human. We will never know the true happiness is, when we never had a chance to feel sad.


These pictures say it all, it's okay if I got no real friends in my life, cause now, when I have it, I will cherish that friendship, I will try to do anything to keep my friendship undamaged, since I know how bad it is living without a friend.. Haha in the end we only just a human right?


"The best kind o friend is the kind you sit with, never say a word, and walk away feeling like it was the best conversation you ever had"
- Steven Wright -


Friday, March 9, 2012

Lesson 3 : Luck


nothing happens by chance, my friend...No such thing as luck, A meaning behind every little thing, and such a meaning behind this. Part for you, part for me, may not see it all real clear right now, but we will, before long

I hate Friday, my unlucky times usually happen in this day
untung aja bukan tanggal 13, kalo iya bisa-bisa jadi Friday the 13th (malah jadi judul film) haha, kata orang sih yang namanya keberuntungan itu ga ada, cuma sebatas sugesti pikiran positif aja, tapi harus saya akui saya pernah bertemu beberapa orang yang sangat hoki, dan beberapa orang lainya yang sepertinya terus-menerus mengalami kesialan. Misalnya saja ardana, teman SMA saya, saya masih ingat waktu ada doorprize acara ulang tahun sekolah, dia dapat hadiah kompor gas kalo ga salah, terus ga sampe seminggu, kami ikut jalan santai yang diadakan bupati tabanan saat itu, dan lagi-lagi dia dapat doorprize dan kali ini ga tanggung-tanggung, sebuah sepeda motor, waktu itu saya masih tipe yang antipati dengan yang namanya hadiah undian "alah, paling ga dapet" begitu biasanya yang saya katakan atau setidaknya yang saya pikirkan ketika pengumuman tentang doorpize mulai dibacakan, karena memang sepertinya saya ga pernah hoki masalah hadiah-hadiah semacam ini haha.

Bicara masalah keburuntungan, tak sedikit orang yang menjadikan "luck" ini sebagai alasan atas kesuksesan orang lain, atau pembelaan atas kegagalan diri sendiri, kalimat seperti "emang lagi hoki tuh anak" "gw kalah hoki ama dia" atau kaya' "lagi sial banget nih gagal mulu" bukan hal yang jarang kita dengar sehari-hari, bahkan sayapun termasuk yang sering mengucapkannya, mungkin ada benarnya beberapa orang terlahir sebagai manusia yang beruntung, tapi kadang ketika kita melihat kesuksesan seseorang dan mengatakan bahwa mereka beruntung itu ga bener sepenuhnya, kita ga tau kan proses yang dia lewati untuk sukses seperti itu? ini masalah hoki, nah kalau "alibi" kesialan justru lebih sering kita dengar, seperti saya yang hari ini sering mengkambinghitamkan kesialan atas beberapa kejadian "kurang menyenangkan" yang saya alami.

Ketika pagi tadi lampu kamar mandi saya ga bisa idup walaupun ga nyampe sebulan yang lalu saya ganti yang baru, saya bilang itu sial, lalu di kantor saat kerjaan banyak dan orang yang ada sedikit, dan ditambah dengan printer-printer yang "berulah", lagi-lagi sial, lalu ketika porto saya hijau dan belum sempat menjualnya kemudian 10 menit kemudian tiba-tiba merah, damn ini yang paling sial haha, dan akhirnya keinginan saya untuk bermain dota menghilangkan stress atas segala kesialan saya hari ini, ternyata menjadi boomerang yang justru menambah kekesalan saya, akibat lebih sering kalahnya ketimbang menang :hammer: hahaha,, dan kemudian berjalan sedikit gontai (lebay) keluar kantor yang masih hujan rintik-rintik, membayangkan angkot yang bakalan ngetem setengah-jaman di senen, dan metromini yang udah ga beroperasi jam segitu, semakin membuat saya kesal dan malas pulang ke kosan, untungnya tiba-tiba suara badak yang memanggil dan menawarkan tumpangan motor kepada saya benar-benar mengubah malam ini haha, saya jadi berfikir sebenarnya banyak juga keberuntungan yang saya alami hari ini, seperti ovin yang membawakan beberapa potong kue dari hotel, atau ruangan yang sepi, membuat saya bisa bekerja (baca : browsing) dengan lebih tenang, atau teman-teman seperti fathi dan thata yang menawarkan untuk ikut mendaftar ke perbanas, yang membuat saya mengerti perbedaan antara STIE-perbanas dan STIE-Rawamangun padahal sebenarnya saya masih malas kuliah, bahkan hari inipun akhirnya saya bisa kembali menikmati 1 1/2 porsi sate padang yang dari sebelum ke belitung udah pengen saya makan haha

Disini saya mengerti maksud bahwa keberuntungan itu hanyalah sugesti, hoki itu mirip dengan bersyukur, bagaimana cara kita melihat dan menerima suatu peristiwa aja, tapi pure-luck itu memang ada, orang yang ga berusaha tapi sukses, atau orang yang tekun tapi gagal ga sedikit kan? yah cuma Tuhan yang tahu haha, at least I can say : "I'm lucky, because my unlucky day is just the day before weekend haha" coba sialnya di hari selain jumat, bakalan malas ke kantor bukan? hehe...

"Luck is what happens when preparation meets opportunity"
- Seneca -

Human Nature #1 : Estimability

Ragu juga sebenarnya, bener ga ya ada kata Estimability di kamus bahasa inggris haha, anyway kegiatan estimasi tidak hanya kita kenal di bidang akuntansi atau ekonomi, tetapi saya sendiri lumayan sering melakukan hal ini di kehidupan sehari-hari, ya kayaknya semua orang juga sering melakukannya.

Estimasi adalah suatu proses penilaian, saat seseorang memperkirakan besarnya sesuatu, dan dalam konteks ini, yang saya maksud adalah kemampuan seseorang untuk mengukur kemampuannya sendiri, yeah, it is easy to judge others, to perceive that our valuation, judgement, and estimation about others are objective, tapi yang lebih susah itu adalah ketika kita disuruh mengukur kemampuan diri kita sendiri secara objektif, sebab terkadang beberapa  orang cenderung menilai dirinya sendiri terlalu tinggi dan tidak sedikit juga orang meletakkan dirinya di skala yang cukup rendah dari semestinya..

Bagaimana dengan saya? haha sebagian besar orang berpendapat saya terlalu under-estimate terhadap kemampuan saya sendiri, yah, tapi ada suatu saat dimana saya suka menilai kemampuan saya terlalu tinggi, haha sebenarnya postingan ini dimulai dari suatu test, yang saya sangat percaya saya bisa memperoleh nilai yang lebih tinggi dari terakhir kali saya mengikuti test yang sama 4 tahun lalu di STAN, dan pemikiran itu juga semakin kuat ketika pelaksanaan test itu di hari-H nya, dengan fasilitas dan kondisi yang lebih baik (kecuali lupa membawa rautan pensil) menambah keyakinan saya bahwa hasilnya nanti pasti akan bagus, haha dan ternyata apa hasilnya? justru skor testnya mengalami penurunan yang cukup jauh, yah walaupun masih "lulus" dan saya tidak terlalu mempermasalahkan skornya, tapi tetep aja masih susah percaya haha,

Jadi saya juga ga tau, apakah saya bisa mengambil suatu pelajaran dari peristiwa ini, selain pelajaran bahwa menilai diri sendiri itu susah, haha dan namanya juga estimasi kalo salah-salah dikit wajar kan?, jadi jangan suka nge-judge orang lain, karena orang itu sendiri nge-judge dirinya juga susah haha dan akhirnya kesimpulannya selalu tentang relativitas, nothing is absolute except God in this world.

"Sadar dong, cuma ikan mati yang kebawa arus!"
- Hima Cipta Nirmala -

Thursday, March 8, 2012

Just another simple poetry

I am God
I am Buddha
I am Imperfect
all at the same time

I am empty space
I am all things
I have all the time in the world to do what is to do
to do timeless doing
infinitely perfect within
why cry?
why worry?
perfect like the man essence
and the minds of banana peels


Author                         : Jason Mraz
Background Music    : Song for a friend (Acoustic Version)
Graphics                      : Banana Peels

"Absence makes the heart grow fonder"
- Proverb -

Saturday, March 3, 2012

Fucknatism

Let me straight to my point,,

I've been exactly drafting this post for 3 days, and I think I can post it right at this moment..
I know some people really proud of their hometown, and some other people really stand for what they believe in, but sometimes you've got to open your freakin' brain to receive others opinion about everything that you believe is true..

I hate debating about my hometown versus yours, cause I know no one's gonna win, and in the end we just making our relationship worse, I don't know if you guys are the kind of people who think that arguing about hometown is a usual thing, but for me, hometown is kinda sensitive topic, even just to discuss it.. That's why I rarely said something like "Oh, my hometown is really beautiful" or "Yeah, it's the best island in the world", something that most of my hometown friends when they for the first time go outside that island, arguing something like that just make you look stupid to be honest, it's okay if you just give some information or promote something that is genuinely came from your hometown, but when you trying to persuade someone about the greatness of your hometown by making other places look bad, or by comparing something good from your hometown with something bad from others hometown---it just doesn't right, I admire someone who promotes his/her hometown, by doing something good, maybe like, singing traditional songs, or dancing some unique moves, or even making some delicious food that can make us interested about their hometown..

Sometimes, many people still not used to live in differences, they just get "shocked" when they, for the first time live outside their hometown "cage", and they will start to compare everything new that they encounter with what they usually do or see in their hometown, there;s nothing wrong with it, since it is the time that we start to recognize about differences, time when we begin to realize that this world is really big, and the time when we trying to learn how to give respect toward differences, but it will be wrong if we do the comparison by always assuming something that we usually do or see in our hometown is the right one--it is just narrow-minded dude!

I understand there are so many people who really love their hometown, which make them really want to make people see their hometown as a "great" place to live or visit,  and I also admit that I didn't have the sense-of-belonging as high as yours, but it is just hard to accept that some people really get "blinded" by that sense-of-belonging, I don't know, maybe this opinion is wrong, but I think the term "sense of belonging" have been shifted toward "fanatism" when someone keeps proving something that they believe in is true, eventough there are evidences that prove what they believe in is absolutely wrong,

Haha, there are just so many doctrines in this world, maybe when we child we easily accepted and believed it, but once we grown up, once we start to learning by ourselves, and once we have our set of value, we will realize that there is nothing that is absolutely right or wrong, theres nothing that absolutely good or bad, this life is just so complicated, and like Einstein theory, this life is full of relativity, :)


“It is not our differences that divide us. It is our inability to recognize, accept, and celebrate those differences”

- Audre Lorde -

Marching Month

Selamat datang Maret!!

semakin lama, saya semakin menikmati jalannya waktu haha, dulu sama sekali ga peduli mau sekarang hari apa, atau bulan apa, rasanya tiba-tiba udah UTS, atau mendadak belum belajar buat UAS hehe, tapi sekarang berbeda, saya semakin mengerti betapa berharganya waktu, udah memasuki bulan ke-3 tapi bener-bener ga kerasa, kayak baru kemarin tahun baruan di kosan temen,

tapi maret adalah bulan yang penuh kenangan, begitu teringat maret, jadi kepikiran beberapa judul film kayak Ides of March, atau March of the Penguins, ada juga March of the Machine ( ini mah skillnya tinker haha) dan ga lupa dimana-mana tersebar Alfa-March dan Indo-March (maksa tingkat dewa) yah intinya maret itu adalah bulan terakhir di penanggalan yunani, bulan dimana musim semi dimulai, dan sebenarnya Maret itu memiliki arti tersendiri dalam bahasa inggris yang artinya berbaris, yang mau tak mau selalu mengingatkan saya akan kebiasaan orang Indonesia yang sukar sekali untuk "berbaris" yah bukankah disana seninya hidup di negeri tercinta ini?

So, selamat datang maret, mudah-mudahan bulan ini bisa membawa kebahagiaan bagi kita semua :cheers!!

"Volunteering for the Parachute Infantry is one thing, Perconte, but you've got a long way to prove that you belong here"

- Sobel, Band of Brothers ep.1 -